Laman

Rabu, 20 Maret 2013

the last sorry

Seperti biasa suatu ketika aku dan dia duduk bersama berdua menikmati sesesuatu di meja, ya hanya kami berdua. aku ingin membuatnya nyaman berlama-lama denganku. aku suka cara dia menatapku, wajah polosnya dengan senyum yang tidak pernah terlepas membuat semua terasa begitu nyaman berlama-lama dengannya. aku menikmati detik demi detik tiap ia menikmati tiap sendok suapan menuju ke mulutnya. ia menikmati makanannya dengan mengakhiri sebuah senyuman kecil kepadaku. saat saat ini lah yang mungkin takkan pernah terjadi lagi gumamku dalam hati. 


Aku merindukan obrolan-obrolan panjang dengannya. Aku merindukan obrolan yang tak ada habisnya. obrolan dimana pun itu. obrolan saat bertemu atau via sms kah itu, chatting ataupun twitter meskipun kami jarang bahkan hampir tidak pernah komunikasi lewat telepon. obrolan ini di tandai banyak nya kata-kata yang aku terima berbanding terbalik dengan kata-kata yang aku kirim kepadanya. dulu biasanya ditandai dengan dia yang memulai suatu obrolan dan selalu berakhir dengan obrolannya. kadang aku bingung kehabisan kata-kata meladeninya. tetapi dia tetap saja mempunyai bahan obrolan baru yang membuat ku betah berlama lama mengobrol dengannya dan tentu saja aku menyukai itu. namun itu mungkin sudah tidak akan terjadi lagi. 

Namun, kali ini aku tak menemuinya untuk obrolan-obrolan panjang. Bukan aku tak merindukannya lagi, sampai saat ini aku tetap merindukannya. Namun sudah saatnya aku mundur perlahan. Sudah saatnya aku pergi, bukan pergi dalam jarak satuan meter. aku pergi dari kehidupannya, pergi dari obrolan sms, chatting ataupun twitter. aku pernah berkata: "buat apa sih sms obrolan panjang yang tak berakhir ini?". "ini semua tak ada gunanya hanya menghabiskan waktu, tenaga, dan fikiran?!" lanjutku. dia pun dengan santai penuh senyuman menjawab "aku yakin ini semua pasti ada manfaatnya dan ga seperti yang kamu bayangkan"
Pernah kah kamu merasa begitu patah, kecewa tanpa pernah merasa ditinggalkan dan tak dapat meninggalkan. Kecewa soal kehilangan dan ditinggalkan. Ketika melihat orang yang kamu sayangi mengambil langkah yang jauh berbeda, hingga kamu tak mampu mengejarnya. 

Sosok ini lah yang rela mencintaiku. rela mengasihi dan menyayangiku apa adanya.

sosok ini lah yang rela menemaniku panas-panasan naik angkot dan kopaja. rela menurunkan ego nya demi aku.
sosok ini lah yang rela berjalan kaki beratus-ratus meter untuk makan pempek pak raden di fatmawati  atau ribuan meter setia berjalan demi sebuah film di block M Square. setia menjadi teman seperjalananku.
sosok ini lah yang bela-belain bangun berangkat pagi demi sarapan bersamaku atau hanya melihat ku menikmati sarapan sendirian dengan maksud aku memiliki tenaga dalam memulai hari-hariku.
sosok ini lah yang rela membawakan ku sarapan atau rela mengajak aku bergabung untuk makan siang bersama teman-teman sekelasnya. ia setia membagi jatah nya demiku.
Sosok ini lah yang rela memakai kaos "best boysfriend in the wolrd" sambil menangis di depan ku karena keluarganya tidak mengijinkan kami berhubungan.
sosok ini lah yang di tanggal 27 januari malam setelah ia pulang les bahasa inggris aku beri surprize kecil di Waroeng Steak. sebuah surprize sederhana berisikan kue dan lagu selamat ulang tahun dari jamrud. 
sosok ini lah...
Dia selalu ada, tak pergi, hanya saja cara berfikir aku yang berbeda. jalan fikiranku yang sendiri aku tak bisa pahami. di satu sisi aku ingin memliki tapi di sisi lain aku tak ingin dimiliki. karena baru kali ini aku merasa ada yang benar benar mencintaiku setelah keluargaku. aku yang membuatnya untuk berhenti mencintai dan melupakan walau cuma sekedar tanggal ulang tahun ku. yang akhirnya aku hanya bisa berkata maaf.

Tidak ada obrolan panjang lagi,  tak ada balasan yang panjang, tak ada perhatian ketika bertemu, tak ada kebiasaan itu lagi. yang ada hanya singkat dan cuek.

terakhir kami berpisah hanya hanya dengan pesan singkat yang berisikan ajakan untuk selalu beribadah-yang tak butuh balasan dan semoga sukses dalam kuliahnya. 
Tidak kah kamu merindukan obrolan-obrolan panjang, tertawa-tawa sepanjang kaki ini berjalan tanpa harus mempedulikan orang sekitar. dunia hanya milik kami berdua. sanggup tak sanggup aku pun harus mengatakan perpisahan ini, toh ada atau tidak pertemuan ini, hati kita sudah tahu harus seperti apa.
tetap yang akhirnya aku hanya bisa berkata maaf.
Terima kasih telah mengajarkan untuk mencintai tanpa memiliki…
terima kasih sudah mengenaliku jarak antara padang dan lampung walau mereka berada di satu pulau sumatera.
tetapi yang akhirnya aku hanya bisa berkata maaf.

dan aku hanya bisa berjalan kaki dimalam hari. mencari solusi semua masalah dipikiran dengan cahaya temaram bintang dan bulan. berharap jalanan yang aku lewati masih panjang tidak akan ada habisnya. berharap jalanan tak berujung. berharap tak pernah berhenti kaki ini dalam melangkah. berharap hujan turun dengan rintik rintik. berharap hujan bisa menemaniku diperjalananku yang panjang. berharap rute terjauh yang kupilih benar-benar tidak akan berakhir. tapi entah kenapa semua berlalu cepat sekali..

tetapi yang akhirnya aku hanya bisa berkata maaf mungkin untuk yang terakhir kalinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar