
Ciputat, Oktober 2009. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, kampus kebanggaanku yang terkenal karena gara gara “Teroris” yang sempat menjadi heboh dan sering muncul di tv beberapa minggu belakangan ini, merupakan sebuah institut islam terkemuka dan bahkan bisa dibilang terbaik di Indonesia ini mempunyai sejarah yang cukup panjang baik dari sisi nama, periode, hingga perkembangan dan kemajuan bagi UIN sendiri sehingga tidak terasa umurnya telah melebihi dari setengah abad ini pada tahun 2007 merayakan "golden anniversary".
Bagi World Class University ini memiliki 11 fakultas ini (termasuk pascasarjana), menghasilkan alumni atau lulusan yang mengintegrasikan aspek keilmuan, keislaman dan keindonesiaan merupakan visin misinya. Tutur universitas yang memiliki motto Knowledge, Piety, Integrity yang konon katanya berarti sebuah spirit untuk mewujudkan kampus madani, sebuah kampus yang berkeadaban, dan menghasilan alumni yang memiliki kedalaman dan keluasaan ilmu, ketulusan hati, dan kepribadian kokoh, baru saja menggelar upacara Wisuda Sarjana ke-77 di Auditorium Utama yang dipadati oleh ratusan orang , Sabtu (17/10).
Prof. Dr. Komaruddin Hidayat adalah rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Periode 2006-2010) telah menjalankan mandatnya sebagai institusi pembelajaran dan transmisi ilmu pengetahuan, institusi riset yang mendukung proses pembangunan bangsa, dan sebagai institusi pengabdian masyarakat yang menyumbangkan program-program peningkatan kesejahteraan sosial, beralamatkan di jalan Ir. H. Juanda nomor 95 Ciputat Tangerang Banten kode post 15412 dan nomor telpon (021) 7401925.
Dumparking.
Pengguna kendaraan bermotor, baik roda dua maupun roda empat di dunia semakin tahun semakin meningkat, begitu pula di kampus UIN belakangan ini makin melonjak tinggi. Hal ini tentu saja berdampak pada masalah penataan, keamanan, dan kenyamanan pengendara mengingat terjadi hampir setiap hari.
Sejak awal September 2009 lalu UIN telah menerapkan sistem perparkiran baru diharapkan berdampak positif, baik bagi para pemilik kendaraan maupun manajemen UIN yaitu dengan menggandeng CV Defclean Utama Mandiri (dumparking), perusahaan manajemen sistem perparkiran, yang katanya guna mengelola dan menangani masalah di atas. Penggunaan tenaga outsourcing akan berlangsung selama tiga tahun dengan masa percobaan satu tahun ini beredar kabar bahwa dari MoU ini menguntungkan pihak Dumparking, karenanya UIN Jakarta sendiri mendapat untung 30 juta rupia per bulan. Sedangkan perharinya dr hasil pungutan parkir dikisarkan mendapat kocek Rp. 6 juta.
Kebijakan ini ditempuh agar tercipta suasana kampus yang tertib, aman dan nyaman bagi para pengendara bermotor di samping terbatasnya petugas “security” satuan keamanan (satpam) yang dimiliki kampus UIN saat ini memasang tarif Rp. 500 untuk sepeda motor sekali masuk dan free untuk mobil.
Masukan atau tanggapan dari warga kampus atau masyarakat umum pun banyak menghujani terhadap penerapan sistem perparkiran tersebut. Mulai dari macet, sumpek, tidak teraturnya susunan parkir kendaraan serta ada yang berpendapat uang saku para satpam berkurang, soalnya income berasal dari sistem perparkiran lama bahkan ada dari mahasiswa meminta UIN dirubah kembali menjadi IAIN. Pada saat wisuda ke 77 kemarin pun tidak di sia siakan untuk meraih untung dengan Rp. 2000 untuk kendaraan beroda 4 dan Rp. 500 untuk beroda 2, bayangkan saja betapa banyak tamu atau keluarga wisudawan wisudawati yang hadir dikali tarif di atas.
Namun ada pula mahasiswa yang mendukung sistem perparkiran ini kalau perlu biaya parkirnya ditambah menjadi 1000 rupiah setiap motor katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar